Jumat, 12 September 2014

Universitas di Wilayah Indramayu Bagian Barat Segera Berdiri

Infrastruktur pendidikan di wilayah Indramayu bagian barat (Inbar) akan semakin lengkap, seiring rencana pemekaran daerah tersebut dari Kabupaten Indramayu. Salah satunya dengan berdirinya Universitas Islam Al Amin (Unisa) yang tengah dirintis Yayasan Pondok Pesantren Salafiyah Al Amin Kandanghaur.

Kehadiran Unisa semakin menambah potensi wilayah Inbar, terutama dalam kesiapan sumber daya manusia (SDM) di daerah otonom baru. Sebelumnya, yayasan ini telah mendirikan STIT dan STKIP Al Amin yang menjadi embrio pendirian Unisa.

"Insya Allah Unisa akan segera berdiri dan akan menjadi satu-satunya universitas di wilayah Inbar," kata Ketua Yayasan Al Amin, KH. Moh Syathori. Sejak dua tahun lalu, lanjut Syathori yayasan terus melengkapi berbagai syarat agar pendirian Unisa segera terealisasi. Diantaranya adalah dengan rencana penambahan jumlah program studi di STIT dan STKIP Al Amin dari 6 menjadi 11 jurusan.

Meski akan menjadi satu-satunya universitas di wilayah Inbar, Syathori justru tidak merasa bangga. Pihaknya malah berharap kehadiran Unisa akan mendorong berdirinya perguruan tinggi lain di Indramayu bagian barat jika jadi dimekarkan. Dengan begitu, masyarakat Inbar memiliki banyak pilihan dan tidak perlu jauh-jauh lagi menempuh pendidikan tinggi di luar daerah.

Karenanya, kalau kemudian Unisa diminta menjadi milik pemerintah daerah yang baru, Syathori bakal menolaknya. Sebab selain untuk menghargai para pendiri yang sudah berkorban membentuk Unisa, menurut pengalamannya jika dimiliki oleh pemerintah hal itu akan menghambat berkembangnya sebuah lembaga pendidikan.

"Maka sebaiknya Unisa tetap menjadi perguruan tinggi yang independen. Perkembangannya akan lebih cepat karena ada rasa memiliki dari semua elemen yang ada didalam Unisa. Namun pemerintah juga tidak boleh lepas tangan. Harus tetap menyokong, termasuk mendorong berdirinya perguruan tinggi lainnya di daerah pemekaran untuk meningkatkan SDM masyarakatnya," terang Syathori.

Ketua STIT dan STKIP Al Amin, DR H. Ahmad MAg menyatakan, sejalan rencana pembentukan Unisa, pihaknya terus mendorong agar para dosen menempuh studi program doktoral. Ditargetkan ketika Unisa terbentuk sudah memiliki 10 dosen bergelar doktor.

Sekarang ini baru ada 4 dosen bergelar doktor dan 7 dosen lainnya sedang proses S3 atau kandidat doktor. Sedangkan 58 dari 60 dosen sudah S2. Dua orang dosen yang belum S2, terus didorong agar menempuh pendidikan minimal S2.

Sumber: koran radar 12 September 2014

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan Luoa tinggalkan Jejaknya